Untuk Sang Mantan

1 tahun setengah saya berhenti blogging dan postingan pertama saya di tahun 2017 ini adalah untuk mantan?!

Betul.. Untuk mantan pacar..

Mantan pacar yang memberi tahu saya bahwa diputusin sepihak itu engga enak..
Mantan pacar yang mengajarkan saya bahwa saya bisa break-down..
Mantan pacar yang (secara tidak langsung) mengajarkan saya bahwa ketika saya terpuruk, saya bisa bangkit..
Mantan pacar yang membuat saya berjanji bahwa tanpanya, saya akan jauh lebih baik..
Mantan pacar cinta monyet yang membekas dalam diri saya..

Mantan pacar yang.. Yang meninggal hari Jumat tanggal 23 Desember 2016 kemarin..
Mantan pacar yang.. Seharusnya merayakan hari ulang tahun ke 30, tanggal 2 Januari 2017 lalu bersama istri, ibu dan ibu mertuanya..

Dia hanya seorang teman main kecil, tetangga sebelah rumah, adik kelas selama 6 tahun di sekolah dasar.. Yang kemudian menjadi pacar ketika SMA, lalu jadi mantan pacar.. Dan 11 tahun kemudian, Allah memberi kami kesempatan untuk menjalin tali silaturahmi kembali sebagai seorang teman..

Kami sama-sama orang Bogor yang hijrah ke Bandung..
Ia, kuliah di salah satu kampus perhotelan dan kemudian menjadi dosen disitu..
Sedangkan saya pindah karena ikut suami yang kerja disini..

Di Bandung, dia adalah orang yang bisa saya tanyai kalau saya mau wisata kuliner.. Karena saya tahu betul bahwa ia adalah seseorang yang suka makanan enak..

Saya bersyukur kita sempat menjalin tali silaturahmi kembali.. Menjadi tempat curhatnya kala ia menjalankan LDR bersama pacarnya saat itu..
Walaupun kalau sudah mulai membahas masa lalu, saya pasti masih bete dengan keputusannya meninggalkan saya dulu tepat seminggu sebelum saya EBTANAS..

Kehilangan dia, membuat saya merasa sedih bukan karena kehilangan mantan pacar, tapi saya kehilangan seorang teman kecil..
Separuh hidup saya dihabiskan dengan tumbuh besar bersamanya..

"Allohumagh firlahu, warhamhu, wa afihi, wa fuanhu"

Terkadang ada pertemuan dibalik perpisahan..

Ketika saya melayat kerumah duka ditemani suami, saya kembali bertemu dengan ibunya dimana sudah sangat lama sekali kami tidak pernah berjumpa.. Kami berbicara dan berbagi kenangan baik tentang dirinya semasa hidup.. 
Bahkan saya dan ibunya berpelukan! Dimana seumur hidup, itulah kali pertama kami melakukan hal tersebut.. 

Kemudian, saya berkesempatan berkenalan dengan istrinya.. Dan alhamdulillah saat ini menjadi teman..

Selamat jalan ya, Nu.. Semoga kamu tenang disisi Allah.. Saya disini insyaallah akan menjadi teman yang baik untuk istri kamu..

"Innalillahi wa innaillahi rojiun"..


Comments